Diare Akut: Penyebab Paling Umum dan Cara Mengatasinya

Diare akut adalah kondisi umum yang ditandai dengan buang air besar yang encer atau cair, terjadi tiga kali atau lebih dalam sehari, dan biasanya berlangsung kurang dari 14 hari. Kondisi ini bisa sangat tidak nyaman dan berpotensi menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani dengan tepat. Memahami penyebab paling umum dari diare akut serta cara mengatasinya secara efektif sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Penyebab paling umum dari diare akut adalah infeksi saluran cerna oleh mikroorganisme patogen. Ini bisa berupa virus (seperti norovirus atau rotavirus), bakteri (seperti E. coli, Salmonella, atau Campylobacter), atau parasit (Giardia atau Cryptosporidium). Infeksi ini seringkali menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi, atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Selain infeksi, diare akut juga bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu (terutama antibiotik), alergi makanan, atau intoleransi makanan seperti laktosa.

Gejala yang menyertai diare akut bervariasi, tetapi seringkali meliputi sakit perut atau kram, mual, muntah, demam ringan, dan kelelahan. Bahaya utama dari diare adalah dehidrasi, yang terjadi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan elektrolit. Tanda-tanda dehidrasi meliputi mulut kering, rasa haus yang berlebihan, penurunan frekuensi buang air kecil, urine berwarna gelap, dan pusing. Pada bayi dan anak-anak, dehidrasi bisa menjadi sangat serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Cara mengatasi diare akut sebagian besar berfokus pada rehidrasi dan meringankan gejala:

  1. Rehidrasi Oral: Minum banyak cairan, terutama larutan rehidrasi oral (oralit), kaldu, atau jus buah yang diencerkan, untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang. Hindari minuman manis berlebihan, berkafein, atau bersoda.
  2. Pola Makan BRAT: Konsumsi makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi putih, saus apel (applesauce), dan roti panggang (toast). Hindari makanan pedas, berlemak, tinggi serat, atau produk susu yang dapat memperparah diare.
  3. Istirahat Cukup: Beristirahat membantu tubuh memulihkan diri.
  4. Obat-obatan: Obat antidiare yang dijual bebas seperti loperamide dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar, tetapi sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan tidak disarankan untuk anak-anak tanpa konsultasi dokter. Antibiotik hanya diberikan jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu dan diresepkan oleh dokter.

Jika diare berlangsung lebih dari dua hari, disertai demam tinggi, nyeri perut parah, feses berdarah atau hitam, atau tanda-tanda dehidrasi berat, segera cari pertolongan medis. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dan memberikan penanganan yang sesuai. Pada seminar kesehatan masyarakat yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota pada hari Sabtu, 10 Mei 2025, pukul 09.00 WIB, dr. Lina Wijaya, seorang spesialis penyakit dalam, menekankan, “Kunci penanganan diare akut adalah hidrasi yang adekuat. Jangan remehkan kehilangan cairan.”