Diare merupakan masalah kesehatan umum yang sering menyerang anak kecil, namun bisa menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Memahami berbagai penyebab diare pada si kecil sangat penting bagi orang tua untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan dini. Ada beberapa penyebab diare utama yang sering ditemukan pada anak-anak yang perlu diwaspadai.
Berikut adalah 5 pemicu utama penyebab diare pada anak kecil:
- Infeksi Virus: Ini adalah penyebab diare paling umum pada anak. Rotavirus dan Norovirus adalah dua jenis virus yang sering menyebabkan diare. Gejala yang timbul biasanya berupa diare cair, muntah, demam, dan nyeri perut. Infeksi virus ini sangat menular, terutama di lingkungan yang padat seperti tempat penitipan anak atau sekolah. Vaksin Rotavirus tersedia untuk membantu mencegah diare yang disebabkan oleh virus ini.
- Infeksi Bakteri: Diare juga bisa disebabkan oleh bakteri seperti E. coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter. Infeksi bakteri ini seringkali lebih parah daripada infeksi virus, dengan gejala seperti diare berdarah, demam tinggi, dan kram perut hebat. Kontaminasi makanan atau air menjadi jalur utama penyebaran bakteri ini. Higienitas makanan dan air yang baik sangat penting untuk mencegahnya.
- Alergi atau Intoleransi Makanan: Beberapa anak mungkin mengalami diare sebagai respons terhadap alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu. Contoh umum adalah intoleransi laktosa (kesulitan mencerna gula susu) atau alergi terhadap protein susu sapi, gandum, atau kedelai. Diare biasanya terjadi tak lama setelah anak mengonsumsi makanan pemicu tersebut. Observasi cermat terhadap respons anak terhadap makanan baru sangat dianjurkan.
- Efek Samping Obat-obatan: Antibiotik adalah salah satu contoh obat yang seringkali menjadi penyebab diare pada anak. Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri jahat, tetapi juga bakteri baik di usus, mengganggu keseimbangan mikrobioma dan menyebabkan diare. Diare juga bisa muncul sebagai efek samping dari obat-obatan lain. Selalu konsultasikan dengan dokter jika diare terjadi setelah anak mengonsumsi obat.
- Sanitasi dan Kebersihan yang Buruk: Lingkungan yang tidak higienis dan kebiasaan cuci tangan yang buruk adalah jalur cepat penularan kuman penyebab diare. Anak-anak yang sering memasukkan tangan atau benda kotor ke mulut mereka sangat rentan terhadap infeksi. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama setelah dari toilet dan sebelum makan, adalah cara paling efektif untuk mencegah diare.
Sebagai contoh, pada hari Jumat, 16 Mei 2025, pukul 10.00 WIB, dalam sebuah sesi edukasi kesehatan anak yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jakarta, Dr. Karina Wulandari, Sp.A., menekankan, “Pencegahan adalah kunci utama dalam menghadapi diare pada anak. Orang tua harus memahami betul berbagai penyebab diare dan menerapkan praktik kebersihan yang ketat di rumah maupun di lingkungan sekitar anak.” Jika diare pada anak tidak membaik atau disertai dehidrasi, segera konsultasikan dengan tenaga medis.